Jakarta | Bogor | Depok | Tangerang | Bekasi | Bandung | Banjarmasin | Medan | Palu | Kalimantan | Sulawesi dan sekitarnya

Kantor | Apartemen | Rumah | Hotel | Restoran | Mall | Kondominium | Kontrakan | Hunian Pribadi | Cafe | Dapur | Kitchen Set | Ruang Tamu | Kamar Mandi | Kamar Tidur | Ruang Keluarga | Teras | Balkon

1 kavling berapa meter-kontraktor interior splusa
1 kavling berapa meter-kontraktor interior splusa

1 Kavling Berapa Meter? Panduan Lengkap Ukuran Tanah & Tips Membeli 2025

Memahami ukuran tanah adalah langkah fundamental sebelum Anda memutuskan untuk membeli atau membangun properti. Salah satu istilah yang sering muncul, terutama dalam konteks perumahan atau pengembangan lahan, adalah “kavling”. Pertanyaan yang sering kali membingungkan banyak orang adalah: 1 kavling berapa meter sebenarnya?

Jawabannya, sayangnya, tidak sesederhana yang dibayangkan. Tidak ada standar universal yang menetapkan ukuran pasti untuk satu kavling dalam satuan meter persegi. Ukuran kavling bisa sangat bervariasi tergantung pada banyak faktor. Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk ukuran kavling, faktor-faktor yang mempengaruhinya, standar umum yang sering ditemui di Indonesia, cara mengetahui ukuran pastinya, hingga tips penting sebelum Anda membeli tanah kavling. Mari kita mulai!

1 kavling berapa meter-kontraktor interior splusa
1 kavling berapa meter-kontraktor interior splusa

Apa Itu Kavling? Memahami Definisi dan Konsep Dasar

Sebelum membahas 1 kavling berapa meter, penting untuk memahami apa itu kavling. Secara sederhana, kavling adalah sebidang tanah yang sudah dipetak-petak atau dibagi-bagi dengan ukuran tertentu, biasanya untuk tujuan pembangunan properti seperti rumah tinggal, ruko, atau bangunan komersial lainnya. Kavling sering kali merupakan bagian dari sebuah area pengembangan yang lebih besar, seperti kompleks perumahan atau kawasan industri.

Tanah kavling biasanya dijual dalam kondisi siap bangun, meskipun terkadang masih memerlukan pematangan lahan lebih lanjut. Status legalitasnya pun beragam, mulai dari Sertifikat Hak Milik (SHM), Hak Guna Bangunan (HGB), hingga bentuk kepemilikan lainnya.

Mengapa Ukuran 1 Kavling Tidak Pernah Sama?

Inilah inti dari kebingungan seputar “1 kavling berapa meter”. Berbeda dengan satuan luas baku seperti hektar atau are, “kavling” lebih merujuk pada sebidang tanah yang sudah dibagi, dan ukurannya ditentukan oleh berbagai variabel. Tidak adanya standar nasional atau internasional yang baku membuat ukuran satu kavling bisa sangat beragam dari satu lokasi ke lokasi lain, bahkan dalam satu kompleks perumahan yang sama sekalipun.

Faktor-faktor inilah yang menyebabkan mengapa Anda tidak akan menemukan jawaban tunggal untuk pertanyaan 1 kavling berapa meter. Mari kita telaah lebih dalam faktor-faktor penentu tersebut.

Faktor-faktor Utama yang Mempengaruhi Ukuran 1 Kavling Tanah

Ukuran sebuah kavling tanah tidak ditentukan secara acak. Ada beberapa faktor kunci yang berperan dalam menentukan luas meter persegi sebuah kavling:

1. Peraturan Daerah (Perda) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Setiap daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, memiliki Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur tentang tata ruang, termasuk penetapan ukuran minimal atau standar kavling untuk berbagai jenis peruntukan lahan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) menjadi acuan utama.

  • Zonasi: Perda menetapkan zona-zona peruntukan lahan (misalnya zona perumahan, komersial, industri, hijau). Setiap zona mungkin memiliki aturan berbeda mengenai ukuran minimal kavling yang diizinkan. Misalnya, kavling di zona perumahan kepadatan tinggi mungkin memiliki ukuran minimal yang lebih kecil dibandingkan zona perumahan kepadatan rendah.
  • Koefisien Dasar Bangunan (KDB): Meskipun tidak secara langsung menentukan luas kavling, KDB (persentase maksimal luas lantai dasar bangunan terhadap luas tanah) mempengaruhi seberapa besar bangunan yang bisa didirikan, yang pada gilirannya bisa mempengaruhi preferensi ukuran kavling.
  • Koefisien Lantai Bangunan (KLB): Sama seperti KDB, KLB (perbandingan total luas seluruh lantai bangunan dengan luas tanah) juga berperan dalam perencanaan pembangunan dan pemilihan ukuran kavling.
1 kavling berapa meter-kontraktor interior splusa
1 kavling berapa meter-kontraktor interior splusa

2. Standar Pengembang Properti (Developer)

Pengembang properti sering kali memiliki standar ukuran kavling tersendiri untuk proyek mereka, yang disesuaikan dengan target pasar, konsep pengembangan, dan peraturan daerah setempat.

  • Target Pasar: Pengembang yang menyasar segmen menengah ke atas cenderung menawarkan kavling dengan ukuran lebih luas dibandingkan pengembang yang fokus pada rumah subsidi atau segmen menengah ke bawah.
  • Konsep Pengembangan: Konsep perumahan cluster eksklusif biasanya memiliki kavling lebih besar daripada perumahan massal. Kawasan komersial seperti ruko juga memiliki standar ukuran kavling yang berbeda, sering kali lebih memanjang ke belakang.
  • Efisiensi Lahan: Pengembang juga mempertimbangkan efisiensi penggunaan lahan secara keseluruhan dalam merencanakan pembagian kavling.

3. Jenis Penggunaan atau Peruntukan Lahan

Tujuan penggunaan lahan kavling sangat mempengaruhi ukurannya:

  • Rumah Tinggal: Ukuran kavling untuk rumah tinggal sangat bervariasi, mulai dari yang sangat kecil (misalnya untuk rumah tipe 21 atau 36) hingga sangat luas (untuk rumah mewah atau villa).
  • Rumah Toko (Ruko) / Area Komersial: Kavling untuk ruko biasanya memiliki lebar depan yang relatif standar (misalnya 4-5 meter) tetapi dengan kedalaman yang bervariasi. Ukurannya disesuaikan untuk fungsi bisnis dan terkadang tempat tinggal di lantai atas.
  • Industri/Gudang: Kavling untuk keperluan industri atau pergudangan umumnya membutuhkan lahan yang jauh lebih luas dibandingkan kavling perumahan atau komersial.

4. Lokasi Geografis

1 kavling berapa meter-kontraktor interior splusa
1 kavling berapa meter-kontraktor interior splusa

Lokasi memainkan peran signifikan dalam menentukan ukuran dan harga kavling:

  • Pusat Kota vs. Pinggiran/Pedesaan: Di pusat kota yang padat dengan harga tanah tinggi, ukuran kavling cenderung lebih kecil untuk menjaga harga tetap terjangkau. Sebaliknya, di daerah pinggiran atau pedesaan, Anda lebih mungkin menemukan kavling dengan ukuran yang lebih luas dengan harga yang sama atau bahkan lebih murah.
  • Aksesibilitas: Kavling yang berlokasi strategis dekat dengan akses jalan utama, transportasi publik, atau fasilitas umum sering kali memiliki harga per meter yang lebih tinggi, yang bisa mempengaruhi keputusan pengembang atau penjual mengenai ukuran kavling yang ditawarkan.

5. Faktor Harga dan Permintaan Pasar

Hukum penawaran dan permintaan berlaku kuat di pasar properti. Harga tanah per meter persegi di suatu area akan mempengaruhi ukuran kavling yang ditawarkan. Di area dengan harga tanah sangat tinggi, pengembang mungkin memecah lahan menjadi kavling-kavling yang lebih kecil agar unit propertinya lebih mudah terjual. Sebaliknya, jika permintaan pasar lebih condong ke rumah yang lebih besar, pengembang akan menyesuaikan ukuran kavlingnya.

Standar Ukuran Kavling yang Umum Dijumpai di Indonesia (Sebagai Gambaran)

Meskipun tidak ada aturan baku, berdasarkan pengamatan di pasar properti Indonesia, kita bisa melihat beberapa kisaran ukuran kavling yang umum ditawarkan untuk berbagai tipe properti. Ingat, angka-angka ini hanyalah gambaran kasar dan bisa sangat bervariasi. Pertanyaan 1 kavling berapa meter sering kali dijawab dengan kisaran berikut, tergantung tipenya:

1. Ukuran Kavling untuk Rumah Sederhana / Subsidi

  • Tipe 21: Luas kavling biasanya berkisar antara 50 m² hingga 60 m².
  • Tipe 30/36: Luas kavling umumnya antara 60 m² hingga 72 m².
  • Ukuran ini sering kali merupakan ukuran minimal yang diizinkan oleh peraturan setempat untuk rumah tinggal sederhana.

2. Ukuran Kavling untuk Rumah Menengah

  • Tipe 45: Luas kavling bisa mulai dari 72 m², 84 m², 90 m², hingga 105 m² atau lebih.
  • Tipe 54/60: Luas kavling biasanya di atas 90 m², seperti 112 m², 120 m², atau 135 m².
  • Tipe 70 ke atas: Luas kavling cenderung lebih bervariasi, sering kali mulai dari 120 m² ke atas, misalnya 150 m², 180 m², atau bahkan lebih dari 200 m².

3. Ukuran Kavling untuk Rumah Mewah / Besar

  • Untuk kategori ini, ukuran kavling sangat fleksibel dan bisa sangat luas. Tidak jarang kavling untuk rumah mewah memiliki luas mulai dari 250 m², 300 m², 500 m², hingga ribuan meter persegi, tergantung pada konsep, lokasi, dan harga.

4. Ukuran Kavling untuk Ruko atau Area Komersial

  • Ukuran kavling ruko standar sering kali memiliki lebar 4-5 meter dengan panjang (kedalaman) 12-15 meter atau lebih, menghasilkan luas total sekitar 60 m² hingga 90 m² atau lebih per unit ruko. Namun, ada juga ruko dengan kavling yang lebih luas.

Penting: Luas Kavling Efektif vs. Luas Tanah Keseluruhan (GSB)

Perlu diingat bahwa luas tanah kavling yang tertera di sertifikat atau penawaran belum tentu sama dengan luas area yang bisa Anda bangun. Ada peraturan mengenai Garis Sempadan Bangunan (GSB). GSB adalah batas minimal jarak bangunan dari tepi jalan, batas kavling lain, atau elemen lainnya (seperti sungai atau rel kereta api).

Artinya, Anda harus menyisakan sebagian lahan di bagian depan, samping (jika ada), dan belakang kavling sebagai area terbuka yang tidak boleh dibangun struktur permanen. Luas efektif untuk bangunan akan lebih kecil dari luas total kavling setelah dikurangi area yang terkena aturan GSB. Ini adalah pertimbangan penting saat merencanakan pembangunan di atas kavling yang dibeli.

1 kavling berapa meter-kontraktor interior splusa
1 kavling berapa meter-kontraktor interior splusa

Bagaimana Cara Mengetahui Ukuran Pasti 1 Kavling?

Karena variasi yang begitu besar, sangat penting untuk mengetahui cara memastikan ukuran pasti dari kavling yang Anda minati. Jangan hanya mengandalkan perkiraan atau informasi lisan. Berikut adalah cara-cara akurat untuk mengetahui 1 kavling berapa meter:

1. Membaca Sertifikat Tanah (SHM, HGB, dll.)

Dokumen legal paling utama adalah sertifikat tanah. Di dalam sertifikat, tertera informasi detail mengenai tanah tersebut, termasuk:

  • Nomor Identifikasi Bidang (NIB)
  • Letak Tanah (Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota)
  • Surat Ukur/Gambar Situasi: Dokumen ini mencantumkan denah bidang tanah beserta ukuran panjang sisi-sisinya dan luas total dalam meter persegi (m²). Ini adalah sumber informasi ukuran yang paling akurat dan legal.
  • Status Hak Tanah (SHM/HGB/dll.)
  • Nama Pemegang Hak

Pastikan Anda melihat Surat Ukur yang terlampir pada sertifikat untuk mengetahui dimensi dan luas pasti kavling tersebut.

2. Melihat Site Plan dari Pengembang

Jika Anda membeli kavling dari pengembang dalam sebuah proyek perumahan atau kawasan, mintalah untuk melihat site plan atau master plan yang telah disahkan.

  • Site Plan: Menunjukkan pembagian kavling-kavling dalam satu blok atau cluster, lengkap dengan nomor kavling dan ukurannya masing-masing (biasanya dalam format panjang x lebar dan luas total m²).
  • Master Plan: Memberikan gambaran keseluruhan area pengembangan, termasuk lokasi fasilitas umum, jalan, dan pembagian zona atau blok kavling.

Cocokkan nomor kavling yang ditawarkan dengan informasi ukuran yang tertera di site plan.

3. Melakukan Pengukuran Langsung (Idealnya oleh Profesional)

Jika Anda ragu dengan data di dokumen atau membeli tanah dari perorangan (bukan developer besar), melakukan pengukuran ulang di lokasi adalah langkah yang bijaksana.

  • Pengukuran Mandiri: Bisa dilakukan untuk perkiraan awal menggunakan alat ukur sederhana (meteran), namun hasilnya mungkin kurang presisi.
  • Jasa Pengukur Profesional/BPN: Cara terbaik adalah menggunakan jasa juru ukur profesional atau mengajukan permohonan pengukuran ulang ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat. Mereka menggunakan alat teodolit atau GPS Geodetik yang akurat dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara legal, terutama jika ada sengketa batas di kemudian hari.

4. Memeriksa Informasi di Kantor Pertanahan (BPN)

Anda juga dapat melakukan pengecekan data fisik dan yuridis tanah di kantor BPN setempat. Dengan membawa informasi awal mengenai lokasi atau nomor sertifikat (jika ada), petugas BPN dapat membantu memverifikasi data luas dan batas tanah yang tercatat dalam sistem mereka (Peta Pendaftaran).

Lebih dari Sekedar Meter Persegi: Pertimbangan Lain Saat Memilih Kavling

Mengetahui 1 kavling berapa meter memang penting, tapi ukuran luas bukanlah satu-satunya faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih kavling. Aspek-aspek lain berikut ini juga krusial:

1. Bentuk Kavling

  • Persegi atau Persegi Panjang Ideal: Bentuk ini paling mudah untuk direncanakan dan dimaksimalkan ruang bangunannya.
  • Bentuk Tidak Beraturan (Segitiga, Trapesium, L): Kavling dengan bentuk aneh (sering disebut kavling ‘ngantong’ atau ‘tusuk sate’ jika posisinya kurang ideal) mungkin lebih sulit diatur tata letak bangunannya dan bisa menyisakan ruang yang tidak efisien. Namun, terkadang kavling bentuk unik bisa menawarkan potensi desain yang menarik jika ditangani dengan benar.
  • Kavling Hoek (Sudut): Biasanya memiliki dua sisi yang menghadap jalan, memberikan keuntungan akses dan pencahayaan/sirkulasi udara, namun sering kali memiliki GSB di kedua sisi jalan dan harga lebih tinggi.

2. Kontur Tanah

  • Tanah Datar: Paling ideal dan mudah untuk dibangun, meminimalkan biaya pematangan lahan (cut and fill).
  • Tanah Miring (Berkontur): Memerlukan perencanaan desain bangunan yang lebih kompleks (misalnya split level) dan biaya pematangan lahan yang lebih tinggi. Namun, kavling berkontur bisa menawarkan pemandangan (view) yang lebih menarik jika berada di lokasi yang tepat. Pastikan kemiringan tidak terlalu curam dan stabil untuk menghindari risiko longsor.

3. Aksesibilitas dan Infrastruktur Sekitar

  • Akses Jalan: Pastikan lebar jalan di depan kavling memadai untuk akses kendaraan Anda dan sesuai standar (minimal bisa dilewati mobil). Perhatikan kualitas jalan (aspal, beton, tanah).
  • Fasilitas Umum: Pertimbangkan kedekatan dengan fasilitas penting seperti sekolah, rumah sakit, pasar, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, dan akses transportasi publik.
  • Jaringan Utilitas: Pastikan ketersediaan jaringan listrik, air bersih (PDAM atau sumber air tanah yang baik), dan saluran pembuangan (drainase). Ketersediaan jaringan internet juga semakin penting saat ini.

4. Legalitas dan Keamanan Dokumen

Ini adalah aspek paling krusial. Pastikan kavling yang Anda minati memiliki dokumen kepemilikan yang sah, jelas, dan tidak dalam sengketa.

  • Keaslian Sertifikat: Lakukan pengecekan keaslian sertifikat ke BPN.
  • Status Tanah: Pastikan status tanah sesuai dengan peruntukannya (misalnya, jangan membeli tanah hijau untuk dibangun rumah).
  • Bebas Sengketa: Cari tahu riwayat kepemilikan tanah dan pastikan tidak ada sengketa batas atau klaim dari pihak lain.

5. Potensi Pengembangan di Masa Depan

Pertimbangkan potensi perkembangan area di sekitar kavling. Apakah ada rencana pembangunan infrastruktur baru (jalan tol, jalur transportasi publik) atau fasilitas komersial di masa mendatang? Perkembangan ini bisa meningkatkan nilai investasi kavling Anda di kemudian hari. Sebaliknya, waspadai juga rencana pembangunan yang mungkin berdampak negatif (misalnya pabrik yang menimbulkan polusi).

1 kavling berapa meter-kontraktor interior splusa
1 kavling berapa meter-kontraktor interior splusa

Tips Cerdas Membeli Tanah Kavling Agar Tidak Salah Langkah

Setelah memahami seluk beluk ukuran dan faktor lainnya, berikut adalah beberapa tips praktis saat Anda hendak membeli tanah kavling:

1. Tentukan Kebutuhan dan Anggaran dengan Jelas

  • Tujuan Pembelian: Apakah kavling untuk dibangun rumah tinggal (berapa ukurannya?), investasi, atau tujuan lain?
  • Ukuran Ideal: Berapa luas minimal dan maksimal kavling yang Anda butuhkan? Sesuaikan dengan rencana bangunan dan budget.
  • Anggaran Maksimal: Tetapkan anggaran total, termasuk tidak hanya harga kavling, tetapi juga potensi biaya lain seperti pajak (BPHTB), biaya notaris/PPAT, biaya balik nama, biaya pengukuran (jika perlu), dan biaya pematangan lahan.

2. Lakukan Riset Lokasi dan Pengembang Secara Mendalam

  • Survei Langsung: Kunjungi lokasi kavling pada waktu yang berbeda (pagi, siang, malam, hari kerja, akhir pekan) untuk merasakan suasana lingkungan, kondisi lalu lintas, dan potensi kebisingan.
  • Cek Lingkungan: Perhatikan kondisi lingkungan sekitar, termasuk potensi banjir, keamanan, dan fasilitas yang tersedia.
  • Reputasi Pengembang: Jika membeli dari developer, cari tahu rekam jejak dan reputasi mereka. Apakah mereka terpercaya, tepat waktu dalam serah terima, dan memiliki legalitas proyek yang jelas?

3. Periksa Kelengkapan dan Keaslian Dokumen dengan Teliti

  • Minta Salinan Dokumen: Mintalah salinan sertifikat tanah, IMB induk (jika ada dalam kawasan), bukti pembayaran PBB terakhir, dan dokumen relevan lainnya dari penjual.
  • Verifikasi ke BPN dan Notaris/PPAT: Jangan ragu untuk melakukan pengecekan keaslian sertifikat ke BPN. Gunakan jasa Notaris/PPAT terpercaya untuk membantu memeriksa seluruh aspek legalitas tanah sebelum melakukan transaksi.

4. Pahami Semua Biaya Tambahan yang Mungkin Muncul

  • BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan): Pajak yang harus dibayar oleh pembeli.
  • Pajak Penjual (PPh Final): Biasanya ditanggung penjual, tetapi pastikan ada kejelasan dalam perjanjian.
  • Biaya Notaris/PPAT: Untuk pembuatan Akta Jual Beli (AJB) dan pengurusan dokumen lainnya.
  • Biaya Balik Nama Sertifikat: Proses pengalihan nama di BPN.
  • Biaya Lain: Mungkin ada biaya lain seperti PPN (jika membeli dari developer PKP), biaya validasi pajak, dll.

5. Jangan Ragu Bertanya dan Lakukan Negosiasi

  • Tanyakan Detail: Tanyakan semua hal yang belum jelas kepada penjual atau marketing developer.
  • Negosiasi Harga: Cobalah untuk menegosiasikan harga, terutama jika Anda menemukan beberapa kekurangan atau jika membeli secara tunai.

6. Pertimbangkan Menggunakan Jasa Profesional

  • Agen Properti: Bisa membantu mencarikan kavling sesuai kriteria Anda dan mendampingi proses negosiasi.
  • Notaris/PPAT: Wajib digunakan untuk proses transaksi jual beli tanah agar sah secara hukum. Mereka juga berperan penting dalam verifikasi dokumen.
  • Konsultan Hukum Properti: Jika transaksi kompleks atau melibatkan nilai besar, berkonsultasi dengan ahli hukum properti bisa memberikan perlindungan ekstra.

Kesalahan Umum Saat Membeli Kavling dan Cara Menghindarinya

Banyak orang terjebak dalam kesalahan saat membeli kavling. Kenali kesalahan ini agar Anda bisa menghindarinya:

  1. Tergiur Harga Murah Tanpa Cek Legalitas: Harga miring sering kali menyembunyikan masalah legalitas (sengketa, dokumen tidak lengkap, status tanah tidak sesuai). Solusi: Selalu utamakan pengecekan legalitas menyeluruh sebelum tergiur harga.
  2. Mengabaikan Peraturan Tata Ruang (RTRW/Zonasi): Membeli kavling tanpa memastikan peruntukannya sesuai rencana pembangunan Anda. Solusi: Cek Perda RTRW dan pastikan kavling berada di zona yang tepat untuk tujuan Anda.
  3. Tidak Memperhitungkan Akses dan Fasilitas: Fokus hanya pada kavlingnya, lupa memeriksa kualitas jalan akses dan ketersediaan fasilitas pendukung. Solusi: Lakukan survei menyeluruh terhadap aksesibilitas dan fasilitas di sekitar lokasi.
  4. Lupa Memeriksa Kondisi Fisik Tanah: Tidak memeriksa kontur tanah, potensi banjir, atau jenis tanah (misalnya tanah gerak/labil). Solusi: Lakukan pemeriksaan fisik langsung, jika perlu tanyakan riwayat lokasi kepada warga sekitar.
  5. Mengabaikan Biaya Tambahan: Hanya fokus pada harga beli kavling, lupa menganggarkan biaya pajak, notaris, dan lainnya. Solusi: Buat rincian anggaran yang mencakup semua potensi biaya sejak awal.

Kesimpulan: Jawaban untuk “1 Kavling Berapa Meter”

Jadi, kembali ke pertanyaan awal: 1 kavling berapa meter? Jawabannya adalah tidak ada ukuran pasti yang universal. Luas satu kavling tanah sangat bervariasi, dipengaruhi oleh peraturan daerah, standar pengembang, jenis peruntukan, lokasi, hingga faktor harga dan pasar.

Ukuran umum yang sering ditemui berkisar dari 60 m² untuk rumah sederhana, 72 m² hingga 150 m² atau lebih untuk rumah menengah, dan bisa mencapai ratusan hingga ribuan meter persegi untuk rumah mewah atau keperluan industri. Namun, angka ini hanyalah gambaran kasar.

Cara paling akurat untuk mengetahui ukuran pasti sebuah kavling adalah dengan memeriksa Surat Ukur pada sertifikat tanah, melihat site plan resmi dari pengembang, atau melakukan pengukuran ulang oleh pihak yang berwenang seperti BPN atau juru ukur profesional.

Membeli kavling adalah keputusan besar. Jangan hanya terpaku pada ukuran luas dalam meter persegi. Pertimbangkan juga bentuk kavling, kontur tanah, aksesibilitas, infrastruktur, legalitas yang bersih, dan potensi pengembangan di masa depan. Lakukan riset mendalam, verifikasi dokumen secara teliti, dan jangan ragu menggunakan bantuan profesional agar investasi properti Anda aman dan menguntungkan.


Butuh bantuan merencanakan interior rumah impian Anda di atas kavling baru? Atau ingin merenovasi properti yang sudah ada?

Kami adalah penyedia jasa kontraktor interior dan desain interior terpercaya di Indonesia, siap membantu mewujudkan ruang idaman Anda. Hubungi kami hari ini untuk konsultasi dan penawaran terbaik!